BEGINI CARA MENGENDALIKAN EMOSI ALA GUS BAHA
KH. Baha'uddin Nur Salim (Gus Baha) |
Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang akrab dipanggil Gus Baha membeberkan beberapa cara untuk mengendalikan emosi agar jangan sampai karena emosi tidak terkendali bisa merugikan orang lain.
Gus Baha menyampaikan, jangan sampai keburukan dan kesumpekkan seseorang mengganggu orang lain.
“Islam menyarankan uzlah (menyepi) saat penat, bawaan emosi, sebaiknya jangan jalan-jalan di lingkungan manusia. Karena ajaran Islam itu harus tersenyum, atau wajahnya ceria,” jelas Gus Baha.
Dalam keterangan Gus Baha, beliau mengutip sebuah hadits dari Kitab Shohih Muslim. Kitab ini menjadi pegangan Ulama seluruh dunia dan ulama Ahlussunah wal Jama’ah. Juga termasuk dalam kitab hadits yang utama.
Lebih jauh, Gus Baha mengutip bab Iman yang berjudul Bayani kauni iman Billah, afdolul iman. “Di sana, ada pesan Nabi, kamu dalam ber-Islam cukup menjaga supaya kejelekan kamu tidak punya dampak kepada orang lain. Kejelekan di sini bisa bermaksud seperti kriminal, pidana merugikan orang atau kegiatan tidak kriminal tapi bisa merugikan orang lain,” ujarnya.
Gus Baha menjelaskan, alasannya berpendapat menggunakan langsung kitab Bukhari agar subyektifitasnya tidak terlalu tinggi.
Selain itu, Beliau menegaskan kepada masyarakat bahwa apa yang beliau sampaikan adalah pesan Nabi. Khawatirnya kalau tidak pakai kitab hadist, yang ia sampaikan pikiran pribadi. Terkadang pikiran tersebut tidak mewakili Islam.
“Saya ngaji pakai kitab agar yang disampaikan bukan atas dasar keinginan sendiri. Namun, menyampaikan ilmu Allah, agama Allah,” tegas Gus Baha yang berasal dari Rembang ini.
Ringkasnya, kata Gus Baha, kaidah dalam Islam itu jika tidak berbuat baik, maka potensi keburukan kita jangan menimpa orang lain. Kaidah sederhana ini perlu diterapkan agar tidak timbul kerusakan.
Gus Baha mencontohkan, saat mengalami sumpek atau galau kita tidak perlu main ke teman atau menemui seseorang yang sedang kerja, cari nafkah, ngaji yang justru kemudian bisa menyebabkan dia dimarahi. Itu tidak boleh. Karena keburukan kita punya akibat pada orang lain.
Dilanjutkannya, ada saat ketika seorang itu ketemu orang hawanya ingin ngomong tidak enak dan emosional. Ini baiknya uzlah saja. Mengurung diri di kamar, atau isolasi sendiri. Ini kearifan Rasulullah.
“Karena sedang ada masalah keluarga dan memikirkan kredit atau utang. Sehingga bawaannya emosi, jika dalam keadaan begini maka baiknya menutup diri atau uzlah. Kata Rasulullah, di zaman akhir salah satu kebaikan itu yaitu meninggalkan manusia agar tidak terkena keburukan kamu,” imbuh Gus Baha.
Dikatakan Gus Baha, Rasulullah juga berpesan pada hakim jangan memberikan keputusan saat emosi amarahnya sedang memuncak. Karena logikanya tidak terkontrol. Ini bahaya sekali.
“Begitu juga jangan kasih keputusan saat dalam keadaan sibuk banget, laper banget, dan kenyang banget. Ini berlaku untuk pejabat, kiai dan tokoh masyarakat,” ujarnya.
“Seseorang itu tidak boleh merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain. Ini amal ibadah yang sudah mulai ditinggal kan,” tutup Gus Baha.
Sumber : NU Online
Posting Komentar untuk "BEGINI CARA MENGENDALIKAN EMOSI ALA GUS BAHA"