Tafsir Dan Terjemah QS Al Fatihah Ayat 7
QS Al Fatihah Ayat 7
صِرَاطَ الَّØ°ِÙŠۡÙ†َ اَÙ†ۡعَÙ…ۡتَ عَÙ„َÙŠۡÙ‡ِÙ…ۡ ۙ غَÙŠۡرِ الۡÙ…َغۡضُÙˆۡبِ عَÙ„َÙŠۡÙ‡ِÙ…ۡ ÙˆَÙ„َا الضَّآÙ„ِّÙŠۡÙ†َ
Siraatal-laziina an'amta 'alaihim ghayril-maghduubi 'alaihim
wa lad-daaalliin
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.
Tafsir
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepadanya, berupa keimanan, hidayah, dan rida-Mu. Mereka itu, seperti
dijelaskan dalam Surah an-Nisa' /4: 69, adalah: 1) para nabi yang telah dipilih
Allah untuk memperoleh bimbingan sekaligus ditugasi untuk menuntun manusia
menuju kebenaran Ilahi; 2) siddiqin, yaitu orang-orang yang selalu benar dan
jujur, tidak ternodai oleh kebatilan, tidak pula mengambil sikap yang
bertentangan dengan kebenaran; 3) syuhada', yaitu mereka yang bersaksi atas
kebenaran dan kebajikan, melalui ucapan dan tindakan mereka, walau harus
mengorbankan nyawa sekalipun, atau mereka yang disaksikan kebenaran dan
kebajikannya oleh Allah, para malaikat, dan lingkungan mereka; dan 4) salihin,
yaitu orang-orang saleh yang tangguh dalam kebajikan dan selalu berusaha
mewujudkannya. Jalan yang kami mohon itu bukan jalan mereka yang dimurkai, yang
mengetahui kebenaran tetapi tidak mengikuti dan mengamalkannya, bahkan
menentangnya, seperti sebagian kelompok Yahudi dan yang mengikuti jalan mereka,
dan bukan pula jalan mereka yang sesat dari jalan kebenaran dan kebaikan,
seperti sebagian kelompok Nasrani dan yang sejalan dengan mereka, sebab mereka
enggan beriman dan mengikuti petunjuk-Mu.
Setelah Allah swt mengajarkan kepada hamba-Nya untuk memohon
agar selalu dibimbing-Nya menuju jalan yang lurus dan benar, pada ayat ini
Allah menerangkan apa jalan yang lurus itu. Sebelum Al-Qur'an diturunkan, Allah
telah menurunkan kitab-kitab suci-Nya yang lain, dan sebelum Nabi Muhammad diutus,
Allah telah mengutus rasul-rasul, karena sebelum umat yang sekarang ini telah
banyak umat terdahulu.
Di antara umat-umat yang terdahulu itu terdapat nabi-nabi,
siddiqin yang membenarkan rasul-rasul dengan jujur dan patuh, syuhada' yang
telah mengorbankan jiwa dan harta untuk kemuliaan agama Allah, dan orang-orang
saleh yang telah membuat kebajikan dan menjauhi larangan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh
Allah, dan kita diajari agar memohon kepada-Nya, agar diberi-Nya taufik dan
bimbingan sebagaimana Dia telah memberi taufik dan membimbing mereka. Artinya
sebagaimana mereka telah berbahagia dalam aqa'id, dalam menjalankan hukum-hukum
dan peraturan-peraturan agama, serta telah mempunyai akhlak dan budi pekerti
yang mulia, maka demikian pula kita hendaknya. Dengan perkataan lain, Allah
menyuruh kita agar mengambil contoh dan teladan kepada mereka yang terdahulu.
Timbul pertanyaan: mengapa Allah menyuruh kita mengikuti
jalan mereka yang terdahulu itu, padahal dalam agama kita ada
pelajaran-pelajaran, hukum dan petunjuk-petunjuk yang tak ada pada mereka.
Jawabnya: sebetulnya agama Allah itu adalah satu. Kendatipun ada perbedaannya,
tetapi perbedaan itu pada bagian-bagiannya, sedang pokok-pokoknya serupa,
sebagaimana telah disebutkan.
Sebagaimana halnya dalam umat-umat yang terdahulu itu
terdapat orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, juga terdapat di antara
mereka orang yang dimurkai Allah dan orang yang sesat. Orang yang dimurkai
Allah itu mereka yang tak mau menerima seruan Allah yang disampaikan oleh
rasul-rasul, karena berlainan dengan kebiasaan mereka, atau karena tidak sesuai
dengan hawa nafsu mereka, kendatipun telah jelas bahwa yang dibawa oleh
rasul-rasul itu adalah benar. Termasuk juga ke dalam golongan ini, mereka yang
mulanya telah menerima apa yang disampaikan oleh rasul-rasul, tetapi kemudian
karena suatu sebab mereka membelok, dan membelakangi pelajaran yang dibawa oleh
rasul-rasul itu.
Di dalam sejarah banyak ditemukan orang yang dimurkai Allah,
sejak di dunia mereka telah diazab Allah, sebagai balasan yang setimpal bagi
keingkaran dan sifat angkara murka mereka. Umpamanya kaum 'ad dan samud yang
telah dibinasakan oleh Allah. Sampai sekarang masih ada bekas-bekas peninggalan
mereka di Jazirah (semenanjung) Arab. Begitu juga Fir'aun dan kaumnya yang
telah dibinasakan Allah di Laut Merah. Mumi Fir'aun sampai sekarang masih
tersimpan di museum di Mesir.
Orang-orang yang sesat ialah mereka yang tidak betul
kepercayaannya, atau tidak betul pekerjaan dan amal ibadahnya serta rusak budi
pekertinya. Bila akidah seseorang tidak betul, atau pekerjaan dan amal
ibadahnya salah, dan akhlaknya telah rusak, akan celakalah dia, dan kalau suatu
bangsa berada pada situasi seperti itu akan jatuhlah bangsa itu.
Maka dengan ayat ini Allah mengajari hamba-Nya untuk memohon
kepada-Nya agar terjauh dari kemurkaan-Nya, dan terhindar dari kesesatan. Di
dalamnya juga tersimpul perintah Allah agar manusia mengambil pelajaran dari
sejarah bangsa-bangsa yang terdahulu. Alangkah banyaknya dalam sejarah
kejadian-kejadian yang dapat dijadikan iktibar dan pelajaran. Di dalam
Al-Qur'an banyak ayat yang berkenaan dengan kisah umat dan bangsa-bangsa yang
dahulu. Memang tak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya kepada jiwa manusia
daripada contoh-contoh orang dan perbandingan-perbandingan yang terdapat dalam
kisah-kisah dan sejarah.
sumber: kemenag.go.id
Posting Komentar untuk "Tafsir Dan Terjemah QS Al Fatihah Ayat 7"