Terbaru! Khutbah Bulan Safar: Sambut Bulan Safar Dengan Penuh Optimisme
Pada kesempatan ini, Ngadmin akan kutip khutbah bulan safar yang Ngadmin kutip dari Nu Online Jatim. kita akan masuk di awal bulan safar, karenanya Ngadmin menuliskan Khutbah Bulan Safar, karena hal ini bisa dijadikan sarana introspeksi diri dengan melakukan evaluasi akan capaian yang telah dibuat sebelumnya. Dengan demikian juga menyiapkan diri untuk menyambut tantangan baru di bulan Shafar mendatang.
Momentum Jumat berjamaah hendaknya juga dijadikan sarana untuk memberikan peringatan dan mengingatkan kaum muslimin untuk menjalankan segala aturan. Baik yang berhubungan dengan aturan agama dan perundangan yang berlaku, khususnya saat pandemi saat ini.
Aneka imbauan dan harapan, bahkan perintah maupun ancaman hendaknya dimaknai sebagai sebuah kesempatan untuk menebar kebaikan bagi sesama. Sehingga pada momentum khutbah ini adalah saat penting untuk saling mengingatkan umat Islam agar terus menjaga takwa dan berupaya menjadi muslim ideal.
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي امْتَنَّ عَلَى الْعِبَادِ بِأَنْ يَجْعَلَ فِي كُلِّ زَمَانِ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ، يَدْعُونَ مَنْ ضَلَّ إِلَى الْهُدَى، وَيَصْبِرُونَ مِنْهُمْ عَلَى الأَذَى، وَيُحْيُونَ بِكِتَابِ اللَّهِ أَهْلَ الْعَمَى، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى:أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مّمّن دَعَآ إِلَى اللّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Jamaah yang Dirahmati Allah
Syukur tiada henti dengan memperbanyak kalimat alhamdulillahirabbil alamin hendaknya terus kita lakukan sebagai bentuk syukur atas nikat yang diberikan hingga siang ini.
Ketahuilah bahwa berkesempatan menjalankan shalat Jumat berjamaah adalah di antara nikmat yang harus terus diingat. Karenanya, marilah kesempatan ini dijadikan sarana untuk meningkatkan takwallah. Yakni menjalankan yang diperintah, dan menjauhi larangan-Nya. Semoga dengan demikian kita termasuk hamba beruntung, amin ya rabbal alamin.
Jamaah Jumat yang Berbahagia
Sudah 14 abad lebih bilangan tahun hijriah telah berlalu. Jika setiap perayaan tahun baru memberikan makna bagi umat Islam, tentu sudah banyak bekas goresan yang mewarnai kepribadian kita, baik sebagai umat beragama maupun sebagai bangsa Indonesia. Muharram kaya akan fadilah yang penting untuk dihayati. Banyak amalan ibadah di sekitar bulan Muharram yang mengandung pesan psikologi kepribadian yang positif dan konstruktif.
Allah berfirman dalam QS At-Taubah ayat 36:إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia). Itulah (ketetapan) agama yang lurus.
Syekh Muhammad Ibnu ‘Asyur dalam kitab at-Tharîr wat Tanwîr menafsirkan QS At-Taubah ayat 36 menjelaskan:
وَاعْلَمْ أَنَّ تَفْضِيْلَ اْلأَوْقَاتِ وَالْبِقَاعِ يُشَبِّهُ تَفْضِيْلَ النَّاسِ، فَتَفْضِيْلُ النَّاسِ بِمَا يَصْدُرُ عَنْهُمْ مِنَ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَاْلأَخْلَاقِ اْلكَرِيْمَةِ
Artinya: Ketahuilah bahwa dimuliakannya sejumlah waktu dan tempat tertentu merupakan kehendak dimuliakannya manusia, melalui perbuatan-perbuatan baik dan akhlak mulia yang mereka lakukan.
Maka pantaslah, Syekh Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshîrah juz 2 halaman 6 menjelaskan, bahwa bulan Muharram adalah bulan yang mulia derajatnya. Pada bulan ini Allah mengharamkan adanya peperangan dan konflik.
Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Fakhrir Razi juz 16 halaman 53 menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya.
وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً
Artinya: Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak.
Selanjutnya, Syekh Ibnu al-Jauzi dalam kitab At-Tabshîrah juz 2 halaman 6 memberikan kesimpulan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang mulia. Bulan Muharram adalah musim kebaikan, momen yang baik untuk melakukan perdamaian, momen yang baik untuk meningkatkan amal, sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka yang membutuhkan. Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru hijriah menjadi momen yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Secara teologis bulan Muharram adalah bulan mulia yang mendatangkan pahala yang berlipatganda. Sedangkan secara psikologis, pada bulan Muharram ini kita dianjurkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan mulia dan dilarang melakukan perbuatan haram lagi tercela.
Keutamaan bulan Muharram ini bisa dijadikan sarana untuk menempah kepribadian bangsa Indonesia di tengah bencana moral. Bila amalan-amalan bulan ini disambut dengan iman, Islam dan ihsan secara terpadu, maka akan menghasilkan pribadi-pribadi yang mulia.
Bagaimana tidak? Pada bulan Muharram ini kita harus meneladani sejarah hijrah Nabi Muhammad yang melahirkan peradaban dan periode keemasan di Madinah. Menjiwai watak kepribadian kaum Muhajirin dan Anshar yang mengagumkan. Jiwa altruis (al-itsar) yang saling mengasihi dan menyayangi, tolong-menolong, menggalang persatuan dan membangun komitmen lewat Piagam Madinah sebagai acuan menyejahterakan bangsa.
Pada bulan Muharram ini kita disunahkan berpuasa tasu’a dan Asyura, puasa Senin dan Kamis maupun puasa pertengahan bulan (ayyaamul bidh). Melalui puasa ini, kita diajarkan empati dengan perjuangan para nabi terdahulu, melatih kesabaran, memiliki keuletan, ketangguhan dan menjadi perisai emosi agar tidak menjadi bangsa pemarah tetapi bangsa yang damai penuh kasih dan sayang.
Pada bulan Muharram ini, juga populer dengan faidah Asyura (10 Muharram) yang penting kita amalkan. Berkaitan dengan ini, Al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hanbali (508-597 H/1114-1201 M) dalam kitab Al-Majalis, halaman 73-74, yang diterbitkan Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, seorang ahli hadits mazhab Hanbali, menjelaskan kebiasaan para ulama pada hari Asyura.
Hadirin yang Berbahagia
Dalam hal ini, Abu Sulaiman sebagaimana dikutip Abu Na’im dalam kitab Hilyatul Auliya’ juz 9 halaman 269 menegaskan:مَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ فِي نُقْصَانٍ
Artinya: Barangsiapa hari ini keadaannya masih sama dengan kemarin, maka ia dalam keadaan kurang baik.
Dari ulasan di atas, mari kita bangkit dan tingkatkan penghayatan tahun baru Islam ini. Membangkitkan motivasi hijrah kebangsaan dari perilaku buruk menjadi bangsa yang semakin berkepribadian, semakin merekatkan persaudaraan, mengerahkan potensi secara maksimal untuk membantu orang lain, membantu agama, dan membantu negara.باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah Keduaاَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، وَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Demikian khutbah bulan safar yang bisa Ngadmin kutip, semoga senantiasa bisa memberikan manfaat, juga khutbah bulan safar ini bisa dijadikan bahan renungan bagi kita semua. Amin
Posting Komentar untuk "Terbaru! Khutbah Bulan Safar: Sambut Bulan Safar Dengan Penuh Optimisme"