PENGUMPULAN AL QUR`AN PADA MASA ABU BAKAR
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW. kepemimpinan umat islam diamanhkan pada Abu Bakar ra. banyak terjadi gejolak dalam ummat islam kala itu. Gejolak
tersebut diantaranya adalah banyaknya jumlah umat islam yang
murtad, tidak mau membayar zakat, berkali-kali terjadi peperangan dan
sebagainya. Bahkan perang yamamah telah menewaskan 70 orang penghafal Al
Qur’an.
Oleh karena Umar bin Khattab khawatir akan
gugurnya para sahabat penghafal Al Qur’an yang masih tersisa, maka ia datang kepada Abu Bakar
untuk mendiskusikan masalah ini. Umar berkata kepada Abu Bakar: “Dalam peperangan yamamah para sahabat yang hafal Al Qur’an telah banyak yang gugur, saya
khawatir akan gugurnya para sahabat yang lain dalam peperangan selanjutnya,
sehingga banyak hal yang
menyebabkan ayat Al Qur’an perlu dikumpulkan”.
Abu Bakar menjawab: “mengapa aku harus melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh Rasulullah?”
Umar menegaskan: “Demi Allah! Ini adalah
perbuatan yang baik” . Dan ia berulang kali memberikan alasan-alasan
kebaikan mengumpulkan Al Qur’an ini, sehingga Allah membukakan hati Abu Bakar
untuk menerima pendapat Umar itu. Kemudian Abu Bakar memanggil Zaid bin Tsabit
dan berkata kepadanya : “Umar mengajakku mengumpulkan Al Qur’an” . Lalu
diceritakannya segala pembicaraannya yang terjadi antara dia dengan Umar.
Kemudian Abu Bakar berkata :”Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas yang
kupercayai sepenuhnya, dan engkau adalah seorang penulis wahyu yang selalu
disuruh oleh Rasulullah. Oleh karena itu, maka kumpulkanlah ayat-ayat Al Qur’an
itu”.
Zaid menjawab : “Demi Allah! Ini adalah
pekerjaan yang berat bagiku. Seandainya
aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit, maka hal itu tidaklah lebih
berat bagiku daripada mengumpulkan Al Qur’an yang engkau perintahkan itu”.
Dan ia berkata selanjutnya kepada Abu Bakar dan Umar :”mengapa kalian
melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh nabi?” Abu Bakar menjawab:”Demi Allah! Ini adalah perbuatan yang baik”. Ia lalu memberikan alasan-alasan kebaikan
mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an itu, sehingga membukakan hati Zaid, kemudian
ia mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an dari daun, pelepah kurma, batu, tanah
keras, tulang unta/kambing dan sahabat-sahabat yang hafal Al Qur’an.
Dalam
usaha mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an itu Zaid bin Tsabit bekerja amat teliti.
Sekalipun beliau hafal seluruhnya, tetapi untuk kepentingan pengumpulan Al
Qur’an yang sangat penting bagi umat islam itu, masih memandang perlu
mencocokan hafalan/catatan sahabat-sahabat yang lain dengan disaksikan oleh dua
orang saksi.
Dengan
demikian Al Qur’an seluruhnya telah ditulis oleh Zaid bin Tsabit dalam
lembaran-lembaran, dan diikatnya dengan benar, tersusun menurut urutan
ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah, kemudian
diserahkan kepada Abu Bakar. Mushaf ini tetap ditangan Abu Bakar sampai ia
meninggal, kemudian dipindahkan ke rumah Umar bin Khattab dan tetap ada disana
selama pemerintahannya. Sesudah beliau wafat, Mushaf itu dipindahkan kerumah
Hafsah, puteri Umar, isteri Rasulullah sampai masa pengumpulan dan penyusunan
Al Qur’an di masa Khalifah Utsman.
Posting Komentar untuk "PENGUMPULAN AL QUR`AN PADA MASA ABU BAKAR"